Awal Mula PENCIPTAAN

 

PADA kesempatan kali ini kita mencoba untuk mengetahui AWAL MULA PENCIPTAAN yang tentunya diawali dengan asal-usul  ALAM SEMESTA dan untuk urusan ini teori BIG Bang adalah yang paling dipercaya bayak orang. Adalah Georges Lemaitre seorang kenegaraan Belgia yang dianggap orang pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asl-usul alam semesta.

Teori Big Bang mengatakan bahwa alam semesta ini dimulai dari satu titik tunggal yang Sangat Panas dan padat kemudian mengembang hingga membentang jauh. ALAM SEMESTA setelah meledak itu mengembang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, tapi kemudian kecepatannya mengecil menjadi lebih terukur. Pengembangan itu telah berlangsung selama 13,8 miliar tahun, bahkan diperkirakan sekarang juga masih mengembang dan meluas. 

Hanya dua tahun kemudian, seorang astronom bernama Edwin Hubble memperhatikan bahwa galaksi lain sedang menjauh dari galaksi tempat manusia tinggal yaitu dari galaksi Bima Sakti, meski tidak semua. Galaksi terjauh bergerak lebih cepat daripada yang dekat dengan galaksi ini. Hal itu membuktikan apa yang dipikirkan Lemaitre. Jika hal-hal bergerak terpisah, itu berarti bahwa dulu, semuanya telah berdekatan  

Rupanya Teori nebula adalah teori berikutnya yang tidak bisa dikesampingkan untuk memperkuat asal-usul terjadinya ALAM SEMESTA. Disini terdapat seorang filsuf asal Jerman bernama Immanuel Kant, Kant beranggapan bahwa sebuah nebula atau awan berotasi dengan lambat dan perlahan-lahan tertarik oleh gaya gravitasinya dan membentuk tata surya.

Setelah ditemukannya teleskop, William Herschel menemukan adanya nebula yang awalnya dianggap sebagai kumpulan gas yang gagal menjadi bintang. Namun, kemudian dia menemukan bintang dengan halo yang terang di sekitarnya. Halo adalah berkas cahaya yang terang yang muncul di sekitar bintang. Herschel mengambil kesimpulan bahwa bintang itu terbentuk dari nebula, sedangkan halo merupakan sisa dari nebula.

Teori nebula semakin mantap setelah Pierre Laplace menyatakan bahwa awan gas dan debu yang berputar secara perlahan akan menjadi padu akibat gravitasi. Putaran ini akan semakin cepat. Materi yang di tengah akan menjadi matahari, sedangkan materi yang terlepas akan membentuk sejumlah cincin yang kelak akan menjadi planet.

Nah, bagaimana Asal Muasal Alam Semesta ini dalam pandangan Islam? walaupun tidak disampikan dalam ayat atau surah secara kronologis, namun sebenernya dala Al Quran punya pandangan juga menganeni proses awal mula penciptaan. Lebih lanjut, kita akan sampaikan berupa garis besar dari beberapa tafsir dan terjemahan yang dapat kita ketahui.

Dimulai dari Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” Sebagai Pencipta, Dialah Yang Awal tanpa permulaan, dan Dia pula Yang Akhir karena Dia abadi tanpa batas akhir bagi eksistensinya”.

Dalam ayat lain menerangkan bahwa Allah adalah Cahaya atau energi bagi Alam Semesta dimana disebutkan dalam QS. An Nuur Ayat 35 : Allah  cahaya  langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus  yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca kaca itu seakan-akan bintang  seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,  pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur  dan tidak pula di sebelah barat , yang minyaknya  hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Pada mulanya penciptaan ALAM SEMESTA dimulai dari “pemisahan” dari berupa zat tunggal yang terbentuk menjadi alam semesta. Adapun untuk kata ‘memisahkan” artinya, ia seperti benang yang diuraikan dari satu kain. Pada tahap awal terbentuknya benda angkasa, kabut antar bintang berputar secara perlahan dan memadat. 

Lebih lanjut, dalam buku Mukjizat Alquran karya, Quraish Shihab, dimana dalam Alquran juga mengisyaratkan mengenai asal-usul Alam Semesta, yakni isyarat bahwa langit dan bumi tadinya merupakan “Satu Gumpalan” yang tertulis dalam  QS: Al Anbiyaa  Ayat 30 Yang artinya: “Tidakkah orang-orang kafir memerhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan). Kemudian Kami memisahkannya dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?”

Munculnya kabut atau asap (dukhan) seperti dijelaskan ayat diatas menandai awal terciptanya alam semesta atau langit dan Bumi. Sebelum penelitian berhasil mengungkap fakta tersebut, pada kenyataannya Alquran telah lebih dahulu mengungkap hal ini sekitar 14 abad lalu. "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: ‘Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’ keduanya menjawab: ‘Kami datang dengan suka hati’" bunyi Q.S Al Fussilat Ayat 11.

Dalam Alquran juga dinyatakan bahwa proses penciptaan itu berlangsung dalam waktu enam masa, ”Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy  Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Al Hadiid Ayat 4

Selanjutnya, selepas prose pemisahan dan pembentuakan seperti yang dijelasan diatas maka proses selanjutnya adalah adanya kehidupan yang di sebutkan dalam ayat berikut yang kembali ke ayat Al Anbiya :30“...Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup ”. Makhluk-makhluk hidup tersebut kemudian disebarkan ke langit dan bumi.

“Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS. Asy Syuura: 29)

Pada akhirnya membayangkan dan mengagumi prose penciptaan ALAM SEMESTA ini semata-mata untuk memenuhi printah Allah SWT dalam Al Quran disebutkan berulangkali memerintahkan Manusia “ untuk merenungkan penciptaan langit dan bumi “. Ali Imron : 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

Wallahu a’lam bishawab,,

 

Salam BAHAGIA,

By IndhuGyo Project

 

 

Komentar